Selasa, 18 Juni 2013

BUKU BESAR

A.    PENGGOLONGAN AKUN BUKU BESAR
            Akun-akun dalam buku besar dikelompokkan dan digolongkan sesuai dengan tujuan proses akuntansi yaitu menyediakan laporan keuangan. Unsure pokok laporan keuangan terdiri atas neraca dan laporan laba rugi. Neraca memuat unsure-unsur yang terkait langsung dengan pengukuran kemampuan keuangan perusahaan yaitu aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Laporan laba rugi memuat unsure-unsur yang berhubungan dengan pengukuran kinerja keuangan perusahaan, yaitu penghasilan dan beban. Untuk kepentingan penyediaan data unsure-unsur tersebut, akun-akun buku besar dibagi menjadi lima kelompok besar sebagai berikut:
a.       Akun-akun neraca (real account), dikelompokkan menjadi:
1.      Kelompok akun aktiva
2.      Kelompok akun kewajiban
3.      Kelompok akun ekuitas
b.      Akun-akun laba rugi (nominal account), dikelompokkan menjadi:
1.      Kelompok akun penghasilan
2.      Kelompok akun beban

B.     KODE AKUN
            Kode akun/kode rekening adalah suatu angka kode yang menggunakan angka atau huruf atau kombinasi angka dan huruf untuk member tanda kepada penggolongan yang telah dibuat. Penggunaan kode akan mempercepat pencarian akun/perkiraan/rekening yang akan diisi informasi dalam proses posting atau pencatatan dari jurnal kea kun/ perkiraan/rekening di buku besar. Pemberian kode akun/perkiraan/rekening biasa dilakukan menggunakan kode angka, angka balok, angka kelompok, angka decimal, dan angka urut didahului dengan huruf.
1.    Kode angka atau alphabet urut
Kode angka atau alphabet urut (numerical-or alphabetic-sequence code) adalah pemberian kode dengan angka atau huruf yang berurutan. Contoh:
1)        Kas dan bank                                                  22)       Utang
2)        Surat berharga                                                 23)       Utang pajak
3)        Wesel tagih                                                      24)       Utang gaji dan upah
4)        Piutang dagang                                               25)       Utang Biaya
5)        Cadangan kerugian piutang                            26)       Pendapatan diterima dimuka
6)        Persediaan barang                                           27)       Utang lancar lain-lain
7)        Perlengkapan                                                   28)       Utang jangka panjang
8)        Piutang penghasilan                                        29)       Ekuitas Pemilik
9)        Biaya dibayar dimuka                                     30)       Prive Pemilik
10)    Biaya pendirian                                               31)       Ikhtisar laba-rugi
11)    Pajak dibayar dimuka                                      32)       Penghasilan usaha
12)    Asset lancar lain-lain                                       33)       Penghasilan lain-lain
13)    Investasi jangka panjang                                 34)       Beban gaji
14)    Tanah                                                               35)       Beban perlengkapan
15)    Gedung                                                           36)       Beban sewa
16)    Akumulasi penyusutan gedung                       37)       Beban penyusutan
17)    Peralatan                                                          38)       Beban rupa-rupa
18)    Akumulasi penyusutan peralatan                    39)       Beban PBB
19)    Asset tetap lain                                                40)       Beban Bunga
20)    Akumulasi penyusutan asset lain                    41)       Beban PPh
21)    Asset lain-lain (tidak berwujud)

2.    Kode angka balok (block numerical code)
Kode angka blok (Block Numerical Code) adalah pemberian kode dengan mengelompokkan menjadi beberapa golongan dan setiap golongan disediakan satu blok angka yang berurutan untuk member kodenya. Contoh:
1 -   24    Aset Lancar
25 -   39    Investasi Jangka Panjang
40 -   69    Aset Tetap Berwujud
70 -   79    Aset Tidak Berwujud
80 -   99    Aset Lain-lain
100 - 124    Kewajiban Lancar
125 - 129    Kewajiban Jangka Panjang
130 - 139    Ekuitas
140 - 169    Penghasilan Usaha
170 - 199    Beban Usaha
200 - 299    Penghasilan di Luar Usaha
300 - 349    Biaya di Luar Usaha
400             Laba-Rugi
500             Beban PPh
3.    Kode angka kelompok (Group Numerical Code)
          Kode angka kelompok (Group Numerical Code) adalah pemberian kode dengan cara akun diberi kode angka, jumlah angka tetap, posisi angka dalam kode mempunyai arti tertentu, dan perluasan klasifikiasi dengan cara memberi cadangan angka ke kanan.
4.    Kode Angka Desimal (Decimal Code)
              Kode angka decimal (Decimal Code) adalah pemberian kode angka cara memberi kode angka terhadap klasifikasi yang membagi kelompok menjadi maksimum 10 sub kelompok dan membagi sub kelompok menjadi maksimum 10 golongan yang lebih kecil dari sub kelompok tersebut. Contoh:
1.      Harta
1.1        aset lancar
1.1.1        kas
1.1.2        wesel tagih
1.1.3        piutang dagang
1.1.4        perlengkapan kantor
1.1.5        sewa dibayar di muka
1.1.6        pajak dibayar di muka
1.2        aset tetap
1.2.1        peralatan
1.2.2        akumulasi penyusutan peralatan
1.2.3        gedung
1.2.4        akumulasi penyusutan gedung
1.2.5        tanah
1.3        aset tidak berwujud
1.3.1        biaya pendirian
1.3.2        hak paten
1.3.3        hak merek
2.      Kewajiban
2.1        kewajiban jangka pendek
2.1.1        wesel bayar
2.1.2        utang dagang
2.1.3        beban yang masih harus dibayar
2.1.4        pendapatan diterima di muka
2.1.5        utang pajak
2.2        kewajiban jangka panjang
2.2.1        utang hipotik
2.2.2        utang obligasi
2.2.3        utang jangka panjang bank

5.    Kode Angka Urut Didahului Dengan Huruf ( Numerical Sequence Preceded by An Alphabetic Reference)
              Kode angka urut didahului dengan huruf ( Numerical Sequence Preceded by An Alphabetic Reference) adalah pemberian kode dengan cara memberikan kode berupa kombinasi angka dengan huruf. Setiap akun diberi kode angka yang mukanya dicantumkan huruf singkatan kelompok akun tersebut. Contoh:
AL              101
ATL            112
MO             245
Sebelum memposting ke dalam buku besar, langkah selanjutnya yang harus dipahami yaitu saldo normal setiap penggolongan akun-akun, seperti di bawah ini:
Akun-akun
Saldo
D
K
Aktiva (asset)
+
-
Kewajiban (liabilities)
-
+
Modal (equity)
-
+
Pendapatan (revenue)
-
+
Beban (Expense)
+
-

C.    POSTING DATA JURNAL KE DALAM BUKU BESAR
            Setelah pencatatan ke dalam jurnal selesai, tahap selanjutnya adalah memindahkan catatan yang terdapat dalam jurnal ke buku besar atau disebut posting. Posting bisa dilakukan untuk setiap setiap pos jurnal secara individual, bisa juga secara periodik misalnya pada tiap hari dibuat rekapitulasi (ringkasan) dari data pos-pos jurnal, kemudian secara kolektif diposting ke dalam buku besar. Dalam kegiatan posting sangat diperlukan ketelitian dan kecermatan, kekeliruan akan menimbulkan kesulitan pada pekerjaan akuntansi selanjutnya. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.      Pindahkan tanggal kejadian yang ada dalam jurnal ke kolom tanggal rekening yang bersangkutan yang ada pada buku besar.
2.      Pindahkan jumlah debit atau kredit yang ada dalam jurnal ke kolom debit atau kredit rekening buku besar.
3.      Catatlah nomor kode rekening ke dalam kolom referensi jurnal sebagai tanda bahwa jumlah jurnal telah dipindahkan ke buku besar utama.
4.      Catatlah nomor halaman jurnal ke dalam kolom referensi buku besar setiap pemindahbukuan.
Untuk lebih memahami materi ini, perhatikan anak panah yang ada pada contoh jurnal dan buku besar berikut:




Jurnal Umum                                                                                                            Hal: 1
Tanggal
Keterangan
Ref.
Debit
Kredit
2007
Jan
1
Kas
      Modal Badoz
101
301
Rp 35.000.000,-
Rp 35.000.000,-

Kas                                                                                         No. Rek: 101 (dalam rupiah)
Tanggal
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
Saldo
D
K
2007
Jan
1
Setoran modal awal
JU1
35.000.000

35.000.000


Modal Badoz                                                                         No. Rek: 301 (dalam rupiah)
Tanggal
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
Saldo
D
K
2007
Jan
1
Setoran modal awal
JU1

35.000.000

35.000.000


Keterangan: garis lurus bertanda panah adalah proses pemindahan.
D.    MENGHITUNG SELISIH (LEBIH/KURANG) SALDO AKUN
Selisish Saldo Akun Utang
            Apabila terdapat perbedaan antara saldo akun Utang dengan jumlah utang menurut buku utang, hal itu bisa terjadi akibat kesalahan mencatat transaksi dalam buku jurnal, atau kesalahan dalam buku utang. Kesalahan mencatat dalam buku jurnal, dibetulkan dengan jurnal koreksi yang dibuat dalam buku jurnal umum. Kesalahan dalam buku pembantu, pembetulan dilakukan dalam buku pembantu dengan mendebit atau mengkredit akun kreditor yang bersangkutan.
Contoh:
Dalam buku besar saldo akun Utang tanggal 31 Juli 2012 adalah     : Rp 85.500.000,00.
Dalam buku pembantu utang pada tanggal yang sama sejumlah        : Rp 86.000.000,00.
Selisih Rp 500.000,00 timbul karena faktur PD. Libra untuk pembelian perlengkapan servis dicatat Rp 2.7500.000,00, dicatat dalam jurnal sebesar Rp 2.250.000,00. Dalam buku utang dicatat benar.
Sehingga utang terlalu rendah di kredit sebesar Rp 500.000,00 dan akun perlengkapan servis terlalu rendah Rp 500.000,00 juga. Untuk koreksi kesalahan tersebut dibuatlah jurnal untuk menambah sisi debit akun perlengkapan servis dan menambah sisi kredit akun utang usaha masing masing sebsar Rp 500.000,00.
Jurnal Umum:
Tanggal
Nama Akun
Ref
Debit
Kredit
Juli     31
Perlengkapan Servis

Rp 500.000


            Utang Usaha


Rp 500.000






            Setelah Posting data jurnal diatas, akun Utang tampak seperti dibawah ini:
Tanggal
Nama Akun
Ref
Debit
Kredit
Saldo
Juli     31
Saldo



Rp 85.500.000

Koreksi Kesalahan


Rp 500.000
Rp 86.000.000







Selisih Saldo Piutang
            Saldo akun piutang dengan jumlah piutang menurut buku pembantu piutang pada tanggal yang sama adakalanya berbeda. Perbedaan biasa terjadi akibat kesalahan mencatat transaksi dalam buku jurnal, atau kesalahan mencatat dalam buku pembantu piutang. Kesalahan mencatat dalam buku jurnal, pembetulan dilakukan dengan jurnal koreksi. Kesalahan pencatatan dalm buku pembantu harus dibetulkan dalam buku pembantu, yaitu dengan mendebit dan mengkredit rekening debitur yang bersangkutan.
Contoh:
Dalam buku besar saldo akun piutang tanggal 31 Januari 2009 adalah : Rp 95.500.000,00.
Dalam buku piutang pada tanggal yang sama sebesar                            : Rp 97.500.000,00.
 Selisih Rp 2.000.000,00 timbul karena dokumen penerimaan kas nomor KM-704, untuk penerimaan piutang dari PD. Riva Rp 3.500.000,00 dicatat dalam jurnal penerimaan kas sebesar Rp 5.500.000,00. Dalam buku pembantu benar.
            Sehingga Piutang dicatat terlalu tinggi dikredit sebesar Rp 2.000.000,00. Disisi lain akun kas juga terlalu tinggi didebit sebesar Rp 2.000.000,00. Oleh karena itu, untuk koreksi kesalahan tersebut dibuat jurnal sebagai berikut.
Jurnal Umum:
Tanggal
Nama Akun
Ref
Debit
Kredit
Juli     31
Piutang Usha

Rp 2.000.000


            Kas


Rp 2.000.000

            Setelah Posting data jurnal diatas, akun Piutang tampak seperti dibawah ini:

Tanggal
Nama Akun
Ref
Debit
Kredit
Saldo
Juli     31
Saldo



Rp 95.500.000

Koreksi Kesalahan

Rp 2.000.000

Rp 97.500.000

1 komentar: